TOTAL LUNAR ECLIPSE IMAGE
01:10 AM | 01:20 AM | 01:30 AM | 01:40 AM | 01:50 AM | 02:00 AM |
02:10 AM | 02:20 AM | 02:30 AM | 02:40 AM | 02:50 AM | 03:00 AM |
03:10 AM | 03:20 AM | 03:30 AM | 03:40 AM | 03:50 AM | 04:00 AM |
04:10 AM | 04:20 AM | 04:30 AM | 04:40 AM | 04:50 AM | 05:00 AM |
05:10 AM | 05:20 AM | 05:30 AM | 05:40 AM | 05:50 AM | 06:00 AM |
06:10 AM | 06:20 AM | 06:30 AM | 06:40 AM | 06:50 AM | 07:00 A |
Assalamualaikum W.B.T sabahabat-sahabat U-jam..ketika ini satu fenomena alam sedang berlaku iaitu gerhana bulan yang dikatakan paling lama pernah disaksikan ,selepas sahaja menulis artikel ini , penulis akan ke masjid yang jaraknya hanya lima minit untuk bersama-sama jemaah solat sunat gerhana bulan dan mendengar khutbah yang akan disampaikan oleh Al-Fadhil Ustaz Ghazali Shaari.
Satu persoalan yang banyak diutarakan kepada penulis mengapa lambang PAS ialah bulan amat sesuai untuk penulis ceritakan disini , meminjam jawapan dari Tuan Guru Nik Aziz Nik Mat dan sedikit olahan penulis mengapa Lambang PAS ialah bulan?
"Bulan itu hikmah penciptaannya adalah bersifat tidak mempunyai cahaya , namun bulan diberikan peranan penting dalam mempengaruhi bumi melalui sifatnya yang telah ditakdirkan oleh Allah S.W.T , bulan hanya meminjam cahaya dari matahari , begitulah kita manusia ..dipinjamkan sementara dunia ini untuk kita melaksanakan bai'ah pada saat ikrar di Loh Mahfuz pada kehidupan kita di dunia ini..setelah itu kita akan dikembalikan kepada Allah S.W.T untuk berhadapan dengan kehidupan yang sebenar abadan abada..bulan akan musnah dan bumi akan musnah akhirnya..namun Allah memberikan keistimewaan kepada Manusia untuk kekal hidup selama-lamanya apabila tiba masanya selepas hari pembalasan...samada hidup selamanya enak di Syurga atau kekal sengsara di neraka..Bulan hanya penjaman..bulan hanya meminjam cahaya matahari...perjuangan kita juga pinjaman ..kita mengharapkan kudrat Allah S.W.T untuk memperjuangkan agamaNya..kita tiada apa-apa kekuatan..kita hanya akan ditanya..adakah kita berusaha?..kita tidak akan ditanya adakah kita berjaya? sesungguhnya kejayaan itu adalah kuasa mutlak Allah S.W.T" -Wallahu'alam
Ikhwati fillah,
Gerhana matahari maupun bulan merupakan fenomena alam yang ditakdirkan oleh Allah Azza wa Jalla untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Di mana gerhana matahari akibat posisi bulan yang berada di antara matahari dan bumi sehingga menghalangi cahayanya, dan gerhana bulan akibat posisi bumi yang berada di antara matahari dan bulan sehingga tidak bisa memantulkan cahaya matahari ke bumi.
Pada zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam telah terjadi satu kali gerhana matahari, tepatnya menurut ulama pada tanggal 29 Rabi’ul Awal tahun 10 Hijriah, karena memang gerhana matahari tidak terjadi kecuali pada akhir bulan Hijriah sedangkan gerhana bulan pada pertengahan bulan Hijriah. bertepatan dengan meninggalnya putra beliau tercinta yaitu Ibrahim.
Hal ini merupakan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena masyarakat jahiliyah dahulu berkeyakinan bahwa gerhana terjadi karena kematian atau lahirnya seorang bangsawan atau yang berkedudukan tinggi, maka Allah Ta’ala Hendak membatalkan keyakinan ini dengan menjadikan gerhana di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam bertepatan dengan meninggalnya putra beliau, untuk menjelaskan bahwa gerhana adalah murni phenomena alam yang ditakdirkan Allah Ta’ala dan tidak ada kaitannya dengan kejadian apapun di muka bumi.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Dari Abu Mas'ud radhiyallahu anhu berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kebesaran Allah, di mana Allah menakuti hamba-Nya. Tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang manusia, akan tetapi keduanya merupakan dua tanda kebesaran Allah, apabila kalian menyaksikannya, maka laksanakan shalat dan berdoalah kepada Allah sehingga dikembalikan kembali oleh Allah” (HR Bukhari dan Muslim, nas ini lafaz Muslim 4/463 hadits nomor 1516).
Pelajaran penting yang kita bisa ambil dari gerhana matahari maupun bulan adalah:
Pertama: keduanya merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Ta’ala yang menciptakan alam semesta ini, menguasainya, serta mengaturnya. Tidak ada satupun yang dapat menghalangi Allah Ta’ala, ketika Allah Berkehendak untuk merubah aturan alam sebentar diluar kebiasaan, untuk menunjukkan betapa lemahnya manusia dan betapa agungnya Allah, maka manusia tidak layak untuk menyombongkan dirinya di hadapan Allah, jadi sepantasnya manusia tunduk patuh kepada peraturan dan hukum Allah tidak kepada yang lain.
Kedua: merupakan kehendak Allah untuk menakuti hamba-hambanya dengan mengingatkan mereka dari kelalaian dan dosa. Di mana dengan bertambahnya fitnah dan kerusakan di muka bumi yang sebenarnya karena tingkah laku manusia, maka hikmah Allah Ta’ala berkehendak untuk menyadarkan mereka, dan bahwa azab dan siksaan-Nya di neraka lebih pedih dan kekal.
Namun di zaman sekarang, di mana manusia sudah menilai kejadian di bumi hanya dengan kaca mata materi tanpa menoleh ke sisi syar’i. Mereka mengatakan ini hanya sekedar phenomena alam biasa, tanpa melihat siapa yang menakdirkannya dan apa tujuannya.
Ketiga: bahwa kejadian-kejadian alam tidak ada hubungannya dengan kematian atau lahirnya seseorang, karena jika Allah Berkehendak untuk menjadikan sesuatu, maka terjadilah. Jadi murni karena kehendak Allah, maka barangsiapa meyakini bahwa kejadian alam ada kaitannya dengan kematian dan lahirnya seseorang maka dia telah menetapkan adanya pengatur alam semesta selain Allah Ta’ala.
Wallahu a'lamu bis-shawab. [abu raidah/voa-islam.com]
Gerhana matahari maupun bulan merupakan fenomena alam yang ditakdirkan oleh Allah Azza wa Jalla untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Di mana gerhana matahari akibat posisi bulan yang berada di antara matahari dan bumi sehingga menghalangi cahayanya, dan gerhana bulan akibat posisi bumi yang berada di antara matahari dan bulan sehingga tidak bisa memantulkan cahaya matahari ke bumi.
Pada zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam telah terjadi satu kali gerhana matahari, tepatnya menurut ulama pada tanggal 29 Rabi’ul Awal tahun 10 Hijriah, karena memang gerhana matahari tidak terjadi kecuali pada akhir bulan Hijriah sedangkan gerhana bulan pada pertengahan bulan Hijriah. bertepatan dengan meninggalnya putra beliau tercinta yaitu Ibrahim.
Hal ini merupakan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena masyarakat jahiliyah dahulu berkeyakinan bahwa gerhana terjadi karena kematian atau lahirnya seorang bangsawan atau yang berkedudukan tinggi, maka Allah Ta’ala Hendak membatalkan keyakinan ini dengan menjadikan gerhana di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam bertepatan dengan meninggalnya putra beliau, untuk menjelaskan bahwa gerhana adalah murni phenomena alam yang ditakdirkan Allah Ta’ala dan tidak ada kaitannya dengan kejadian apapun di muka bumi.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Dari Abu Mas'ud radhiyallahu anhu berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kebesaran Allah, di mana Allah menakuti hamba-Nya. Tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang manusia, akan tetapi keduanya merupakan dua tanda kebesaran Allah, apabila kalian menyaksikannya, maka laksanakan shalat dan berdoalah kepada Allah sehingga dikembalikan kembali oleh Allah” (HR Bukhari dan Muslim, nas ini lafaz Muslim 4/463 hadits nomor 1516).
Pelajaran penting yang kita bisa ambil dari gerhana matahari maupun bulan adalah:
Pertama: keduanya merupakan tanda kebesaran dan kekuasaan Allah Ta’ala yang menciptakan alam semesta ini, menguasainya, serta mengaturnya. Tidak ada satupun yang dapat menghalangi Allah Ta’ala, ketika Allah Berkehendak untuk merubah aturan alam sebentar diluar kebiasaan, untuk menunjukkan betapa lemahnya manusia dan betapa agungnya Allah, maka manusia tidak layak untuk menyombongkan dirinya di hadapan Allah, jadi sepantasnya manusia tunduk patuh kepada peraturan dan hukum Allah tidak kepada yang lain.
Kedua: merupakan kehendak Allah untuk menakuti hamba-hambanya dengan mengingatkan mereka dari kelalaian dan dosa. Di mana dengan bertambahnya fitnah dan kerusakan di muka bumi yang sebenarnya karena tingkah laku manusia, maka hikmah Allah Ta’ala berkehendak untuk menyadarkan mereka, dan bahwa azab dan siksaan-Nya di neraka lebih pedih dan kekal.
Namun di zaman sekarang, di mana manusia sudah menilai kejadian di bumi hanya dengan kaca mata materi tanpa menoleh ke sisi syar’i. Mereka mengatakan ini hanya sekedar phenomena alam biasa, tanpa melihat siapa yang menakdirkannya dan apa tujuannya.
Ketiga: bahwa kejadian-kejadian alam tidak ada hubungannya dengan kematian atau lahirnya seseorang, karena jika Allah Berkehendak untuk menjadikan sesuatu, maka terjadilah. Jadi murni karena kehendak Allah, maka barangsiapa meyakini bahwa kejadian alam ada kaitannya dengan kematian dan lahirnya seseorang maka dia telah menetapkan adanya pengatur alam semesta selain Allah Ta’ala.
Wallahu a'lamu bis-shawab. [abu raidah/voa-islam.com]
Solat Sunat Gerhana
Solat gerhana ini disunatkan untuk ditunaikan secara berjemaah dengan diseru sebelum mendirikannya : as-Solatu Jaami'ah!! ( Solat berjemaah ) . Lafaz Niatnya : "Sahaja aku solat sunat gerhana bulan dua rakaat mengikut imam kerana Allah Ta'ala" - (Jika berimam) ataupun "Sahaja aku solat sunat gerhana bulan dua rakaat kerana Allah Ta'ala" - (Jika solat seorang diri)
Solat gerhana ini boleh dilakukan secara berseorang atau secara berjemaah dan sebaiknya dilakukan secara berjemaah. Solat Gerhana mengandungi 2 rakaat, 4 al-Fatihah, 4 rukuk, dan 4 sujud. Iaitu seperti berikut :
Rakaat pertama
1. Niat solat Gerhana, Takbir
2. Baca Surah Al-Fatihah dan surah
3. Rukuk
4. I'tidal
5. Baca Al-Fatihah dan surah
6. Rukuk.
7. I'tidal.
8. Sujud dan seterusnya seperti solat biasa.
1. Niat solat Gerhana, Takbir
2. Baca Surah Al-Fatihah dan surah
3. Rukuk
4. I'tidal
5. Baca Al-Fatihah dan surah
6. Rukuk.
7. I'tidal.
8. Sujud dan seterusnya seperti solat biasa.
Rakaat kedua
1 Baca Al-Fatihah dan surah.
2. Rukuk.
3. I'tidal,
4. Baca Al-Fatihah dan surah.
5. Rukuk.
6. I'tidal.
7. Sujud macam biasa
8. Tahiyyat Akhir
Khutbah Khas Gerhana
MARILAH kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wata'ala dengan sebenar-benar taqwa, iaitu istiqamah dalam mengerjakan segala suruhan-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Dengan yang demikian, mudah-mudahan kita akan menjadi umat yang terbaik dan unggul serta mendapat keredaan Allah Subhanahu Wata'ala di dunia dan di akhirat.
Allah Subhanahu Wata'ala Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui akan segala kejadian. Dialah juga yang menjadikan apa yang ada di bumi seperti manusia, jin, tumbuh-tumbuhan dan haiwan serta menjadikan apa yang ada di langit seperti bulan, matahari dan sebagainya. Iaitu sebagai bukti keterangan yang nyata tentang kudrat, iradat, ilmu, kebijaksanaan serta pengurniaan nikmat dari Allah Subhanahu Wata'ala yang banyak dan luas yang mendorong supaya makhluk-Nya memuji dan bersyukur serta mengabdikan diri sebagai hamba dengan khusyuk dan tawaduk kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Umat Islam mestilah percaya dengan penuh yakin bahawa Allah Subhanahu Wata'ala pentadbir seluruh alam, segala peredaran cakerawala, bumi, bulan, matahari dan seumpamanya adalah di bawah kekuasaan Allah Subhanahu Wata'ala yang menggerakkannya. Peredaran bulan dan matahari yang teratur setiap hari secara berganti-ganti, matahari beredar di waktu siang, manakala bulan beredar di waktu malam adalah atas kudrat dan iradat Allah Subhanahu Wata'ala jua dan ia-Nya mempunyai hikmat dan tujuan tersendiri, Maha Suci Allah, Pentadbir seru sekalian alam.
Firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam Surah Ibrahim ayat 33, tafsirnya:
"Dan Dia juga yang menjadikan matahari dan bulan sentiasa beredar untuk kepentingan kemudahan kamu dan yang menjadikan malam dan siang bagi faedah hidup kamu."
Sesungguhnya Allah menjadikan malam dan siang adalah sebagai tanda kekuasaan atau bukti kekuasaan-Nya, keduanya (malam dan siang) akan mengakibatkan perubahan dan perbezaan cuaca, masa dan waktu. Begitu juga dengan kejadian gerhana, adapun gerhana itu terbahagi kepada dua iaitu gerhana matahari dan bulan. Gerhana itu ialah suatu perubahan, suatu kejadian, suatu keagungan dan kebesaran tuhan yang berlaku pada matahari dan bulan, di mana kejadian ini adalah suatu perkara yang amat mudah bagi Allah Subhanahu Wata'la melakukan-Nya.
Oleh itu jika berlaku kejadian gerhana matahari atau bulan, ianya bukanlah merupakan suatu tanda akan timbul suatu kejadian yang aneh dan mengkhuatirkan, tetapi gerhana itu berlaku atas sifat wajib bagi Allah Subhanahu Wata'ala iaitu berkehendak dan berkuasa atas segala sesuatu yang tidak dapat dihalang oleh apa jua kekuatan pun di dunia ini, sebagaimana hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, maksudnya:
"Dari Abi Masuud Radiallahuanhu berkata: Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: Sesungguhnya matahari dan bulan tidak akan gerhana kerana kematian atau hidupnya seseorang, keduanya itu adalah bukti dari tanda-tanda kebesaran Allah Ta'ala. Maka apabila kamu melihat gerhana itu berdirilah, bersembahyang dan berdoalah kepada Allah. (Riwayat Al-Imam Al-Bukhari).
Apabila berlaku gerhana, kita sebagai umat Islam adalah dianjurkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam supaya bersegera untuk melakukan perkara-perkara yang berkebajikan seperti berdoa, berzikir, bersembahyang, bertakbir, bersedekah dan beristighfar. Sebagaimana hadis Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam, maksudnya:
"Dari A'isyah Radiallahuanha ia berkata: Sabda Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam: Maka apabila kamu melihat gerhana itu lalu berdoalah kamu kepada Allah Ta'ala, serta berzikir, bersembahyang dan bersedekah. (Riwayat Al-Imam Al-Bukhari).
Oleh yang demikian, wahai kaum Muslimin, marilah kita sama-sama mengambil kesempatan semasa berlakunya gerhana bulan ini untuk bersegera bertaubat atas segala dosa yang telah dilakukan, serta memperbanyakkan doa dan istighfar memohon keampunan ke hadrat Allah Subhanahu Wata'ala. Di samping itu, marilah kita melakukan perkara-perkara yang berkebajikan dan menghindari daripada melakukan perkara-perkara mungkar dan maksiat serta perbuatan syirik yang bercanggah dengan ajaran agama Islam. Mudah-mudahan kejadian gerhana bulan ini akan menimbulkan keinsafan, menambahkan dan menguatkan lagi keimanan serta ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Amin Ya Rabbal’alamin.
Firman Allah Subhanahu Wata'ala dalam Surah Ali 'Imran ayat 190 - 191, tafsirnya:
"Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi dan pada pertukuran malam dan siang, ada tanda-tanda kekuasaan, kebijaksanaan dan keluasan rahmat Allah bagi orang-orang yang berakal: Iaitu orang-orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi sambil berkata: Wahai Tuhan kami! Tidaklah engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau maka peliharalah kami dari azab neraka."
**sumber : usrah jemaah anak muda
~erti hidup dengan berkongsi~
No comments:
Post a Comment